Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

CS
● online
CS
● online
Halo, perkenalkan saya CS
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

  • Diskon ❯ Semua buku didiskon mulai 10%
  • Asli ❯ Kami menjual buku asli, dari penerbit. Tidak menjual buku bajakan, repro, kw atau ilegal lainnya
  • Pengiriman ❯ Pengiriman ke seluruh Indonesia, pengiriman ke luar negeri sila WA kami
  • Pembayaran ❯ Transfer Bank, Dompet Elektronik (Link Aja, Dana, Go Pay, OVO)
  • Pengadaan ❯ Menerima pengadaan buku untuk perpustakaan
Beranda » Budaya » Awan Theklek Mbengi Lemek
click image to preview activate zoom
Diskon
15%

Awan Theklek Mbengi Lemek

Rp 17.000 Rp 20.000
Hemat Rp 3.000
ISBN978-602-0809-32-8
Stok Tersedia
Kategori Budaya
Tentukan pilihan yang tersedia!
Pemesanan lebih cepat! Pesan Langsung
Bagikan ke

Awan Theklek Mbengi Lemek

Penulis    : Hersri Setiawan

Tebal        : xii + 108 hlm

Ukuran   : 12 x 18 cm

Penerbit : Gading Publishing

Deskripsi:
Para penulis yang diasingkan ke Pulau Buru pada dekade akhir tahun 60an, kembali ke daerahnya lebih satu warsa kemudian dengan membawa banyak cerita dan kenangan. Demikianlah misalnya, sastrawan terkemuka Indonesia Pramoedya Ananta Toer menulis dua jilid buku memoarnya di Pulau Buru: Nyanyi Sunyi Seorang Bisu 1-2. Penulis lain, Hersri Setiawan menulis kitab tebal sejenis: Memoar Pulau Buru. Kedua karya ini berkisah tentang suka-duka para tahanan politik selama menjalani pengasingan politik tanpa pengadilan di pulau kecil tersebut.

Ada kesan ketika membaca kedua catatan itu, Pulau Buru adalah pulau yang kosong dan hanya para tapol itulah para penghuninya. Maklum kebanyakan catatan, seperti diwakili dua karya itu, memang semata mengisahkan kehidupan para tapol. Sementara para penghuni aseli Pulau Buru hanya sesekali muncul sebagai figuran.

Dalam konteks inilah, buku ini, yang merupakan reproduksi tulisan Hersri Setiawan mengenai kehidupan keluarga, terutama kaum perempuan dan anak di Pulau Buru menjadi penting dan menarik. Menariknya adalah karena ia melaporkan kehidupan masyarakat Pulau Buru dan sekaligus interaksinya dengan para tapol. Pentingnya adalah karena tulisan ini mengangkat suatu kehidupan masyarakat yang dibayangkan belum sepenuhnya terkapitalisasi. Kehidupan Pulau Buru saat itu masih sangat bersahaja. Sejauh pelajaran diambil dari masyarakat Pulau Buru ini, ada secercah gagasan yang bisa dipetik dari tulisan ini bahwa sebagian besar diskriminasi atau pembedaan terhadap perempuan berasal dari, atau bahkan diperburuk, oleh kapitalisme. Inilah mengapa tulisan yang sudah lewat sekian dekade ini tetap penting untuk dibaca.

Tags: ,

Awan Theklek Mbengi Lemek

Berat 100 gram
Kondisi Baru
Dilihat 278 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silakan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Periksa
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: